Terbang ke India, Mendag Incar Kerjasama Teknologi Informasi Sampai Kesehatan
Pasardana.id - India merupakan mitra penting dan strategis bagi Indonesia.
Diketahui, pada 2022, total perdagangan Indonesia dan India tercatat sebesar 32,71 miliar dollar AS atau naik 55,68 persen dari tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar 21,01 miliar dollar AS.
Pada 2022, ekspor Indonesia ke India tercatat sebesar 23,38 miliar dollar AS sementara impor Indonesia dari India sebesar 9,33 miliar dollar AS.
Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 14,05 miliar dolar AS.
Tahun lalu, total perdagangan dua negara mencetak rekor sepanjang masa senilai 32,7 miliar dolar AS.
Hal ini sekaligus memperkuat status India sebagai mitra dagang utama Indonesia.
Produk ekspor utama Indonesia ke India di antaranya batubara, minyak kelapa sawit dan turunannya, besi paduan, asam lemak monokarboksilat industri, serta bijih tembaga dan konsentratnya.
Sementara produk utama impor Indonesia dari India di antaranya produk besi setengah jadi, tebu atau gula bit, kacang tanah, daging kerbau beku, serta paduan ferro.
"Hal ini juga mencerminkan besarnya potensi perdagangan kedua negara yang tumbuh subur di tengah tantangan pemulihan ekonomi pasca pandemi dan perlambatan ekonomi global," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam siaran pers, Senin (13/3).
Diinformasikan, Mendag Zulhas membidik kerjasama di sektor Teknologi Informasi, kesehatan dan farmasi dengan India.
Hal itu dikatakan Mendag Zulkifli Hasan saat menyampaikan pidato kunci pada Sesi Peresmian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kemitraan Konferensi Industri India (The Confederation of Indian Industry/CII) Partnership Summit 2023 di New Delhi India, Senin (13/3/2023).
"Saya siap untuk menjajaki kerja sama kita lebih jauh di bidang ini," ujarnya.
Mendag Zulhas berharap, CII Parnership Summit dapat menjadi wadah untuk mendorong potensi bisnis dan investasi antara India dan Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia adalah negara terpadat ke-4 di dunia.
Dua dari tiga penduduk berada dalam usia kerja, dan bonus demografi ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2040 - 2050.