Pemerintah dan Grup MIND ID Bahas Peran Industri Batu Bara dalam Transisi Energi
Pasardana.id - PT Bukit Asam Tbk (IDX: PTBA) bekerja sama dengan Kementerian ESDM RI dan Mining Industry Indonesia (MIND ID) menyelenggarakan The 3rd Energy Transition Working Group Meeting – Parallel Event G20 Presidency of Indonesia yang mengangkat tema “The Role of Coal Industry Towards Energy Transition and Circular Economy”.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin menegaskan, transisi energi tidak harus meniadakan batu bara.
Dengan inovasi teknologi, emisi dari batu bara bisa ditekan sehingga target Net Zero Emissionpada 2060 tetap bisa dicapai.
"Mari kita berpikir dengan cara yang lain. Kata kuncinya transisi energi berkelanjutan. Net Zero Emission pada 2060 itu lah skenario besar yang harus kita rumuskan dengan langkah tidak biasa-biasa saja. Kuncinya adalah inovasi," kata Ridwan, seperti dilansir dari siaran pers, Rabu (31/8/2022).
Adapun dalam acara yang digelar di Hotel Westin, pada Senin (29/8/2022) tersebut, telah dibagi menjadi 2 sesi, yaitu Mini Innovation Workshop dan Executive Talkshow.
Transisi energi menjadi salah satu isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 dengan fokus utama terhadap akses, teknologi, dan pendanaan.
Sesi Mini Innovation Workshop memfasilitasi keterbukaan inovasi untuk penurunan emisi dan transisi energi secara komprehensif dari berbagai pemangku kepentingan yang berkaitan.
Diharapkan melalui acara tersebut dapat muncul dukungan, kolaborasi, partisipasi aktif, dan ide-ide dari para pemangku kepentingan untuk memperkuat semangat inovasi dan menyeleraskan tujuan bersama mencapai penurunan emisi global.
Mini Workshop tersebut berupaya mencari solusi untuk mendukung penurunan emisi, terutama pentingnya inovasi untuk menciptakan carbon capture, utilization, and storage (CCUS) yang biayanya terjangkau.
Selain itu, para peserta workshop sepakat bahwa pemanfaatan lahan pasca tambang harus mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi yang diharapkan pemanfaatan lahan pasca tambang tak hanya ramah lingkungan, tapi juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Hadir dalam sesi Workshop antara lain, Kepala Pusat Riset Teknologi Pertambangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Anggoro Tri Mursito, Direktur Sumber Daya Manusia PTBA Suherman, para pimpinan asosiasi pertambangan, Dewan Juri dan Advisor Bukit Asam Innovation Awards 2022 Greenovator, para pimpinan lembaga penelitian dan perusahaan rintisan teknologi, dan para pemuda delegasi Y20.
Sedangkan pada sesi Executive Talkshow menjadi wadah untuk menggali ide dan praktik yang telah dilaksanakan sebagai langkah pengembangan bersama dalam mendukung transisi energi yang berkelanjutan dengan memperhatikan ekonomi sirkular.
Terkait inovasi, Ridwan menekankan pentingnya aspek keterjangkauan dan penguasaan teknologi.
Ia juga meminta agar hasil dari Talkshow tersebut benar-benar dijalankan agar industri batu bara dapat mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
Dalam Executive Talkshow tersebut hadir juga Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis selaku Chair Energy Transition Working Group (ETWG) G20, Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, para pimpinan perusahaan pertambangan batu bara, hingga para akademisi dan pimpinan lembaga penelitian.
Staf Khusus Menteri ESDM, Nanang Untung dan VP Pengembangan Hilirisasi PTBA, Setiadi Wicaksono bertindak sebagai Panelis dalam Talkshow.
Sementara Chairperson of Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), Filda C Yusgiantoro berperan sebagai moderator.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail mengungkapkan, bahwa hadirnya Bapak dan Ibu para ahli, akademisi, praktisi pengelolaan lingkungan, dan para generasi muda terbaik yang tergabung dalam Y20 juga akan dapat memberikan pandangan dan masukan bersama guna terlaksananya transisi energi yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan ekonomi sirkular.
"Partisipasi, sinergi, dan kolaborasi dari semua pihak tentunya akan semakin mempermudah dan mempercepat langkah kita menuju target yang telah ditetapkan," ungkap Arsal.
Adapun pada Sesi Talkshow menghasilkan kesimpulan bahwa transisi energi membutuhkan perencanaan dan persiapan matang.
Dibutuhkan juga komitmen semua pemangku kepentingan agar program-program transisi energi yang berkelanjutan bisa berjalan sesuai target.