Menkeu Ingatkan Ada Awan Gelap Selimuti Perekonomian Indonesia

Pasardana.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengesankan bisa saja berubah drastis dengan sejumlah ancaman yang akan datang.
Saat menghadiri rapat paripurna dalam rangka menyampaikan tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas RUU tentang APBN TA 2023 beserta Nota Keuangannya, Bendahara Negara ini menilai, bahwa terdapat 'awan gelap' yang menyelimuti perekonomian Indonesia berupa tekanan inflasi hingga risiko pelemahan ekonomi.
"Namun, kita tetap menjaga kewaspadaan tinggi, karena awan tebal dan gelap dalam bentuk inflasi, kenaikan suku bunga, pengetatan likuiditas, dan pelemahan ekonomi di negara-negara maju, serta ketegangan geopolitik bahkan mulai melanda perekonomian di Eropa, Amerika Serikat, dan RRT," ujar Sri Mulyani di DPR RI, Jakarta, pada Selasa (30/08).
Beragam faktor penyebab ketidakpastian ekonomi tersebut dikatakan oleh Menkeu dapat menimbulkan rambatan negatif ke seluruh dunia, yaitu dalam bentuk krisis pangan dan energi akibat dari disrupsi rantai pasok dan kenaikan harga pangan dan energi dunia.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga menyebabkan gejolak di pasar uang dan arus modal ke luar dari negara-negara berkembang dan emerging.
"Ini berpotensi melemahkan nilai tukar dan memaksa suku bunga disesuaikan ke atas. Dampak rambatan global ini dapat mengancam perekonomiam Indonesia dalam bentuk tekanan harga atau inflasi, pelemahan permintaan, dan juga pelemahan pertumbuhan ekonomi," bebernya.
Dengan begitu, Menkeu mengungkapkan, bahwa APBN 2023 akan kembali dihadapkan pada tantangan dan tugas berat sebagai shock absorber bagi masyarakat, ekonomi, dan negara.
Meski begitu, kesehatan dari APBN itu sendiri tertap harus dijaga.
"Namun pada saat yang sama, konsolidasi fiskal untuk memulihkan dan menjaga kesehatan APBN itu sendiri harus terus dijaga dan dilaksanakan dengan disiplin dan konsisten," katanya.