Menakar Kesehatan Kas GOTO Versi Dua Pakar

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Rasio kesehatan arus kas PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mengemuka dalam rapat Panitia Kerja Komisi VI DPR tentang investasi BUMN pada perusahaan digital.

Pakar Bisnis Rintisan dari ITB, Dina Dellyana dalam tanya jawab dengan anggota Komisi VI DPR RI beberapa hari lalu menyampaikan, kemampuan GOTO dalam melakukan beli kembali saham beredar sangat kuat, karena dalam laporan keuangan GOTO tahun 2020 bahwa posisi kas tercatat Rp15,3 triliun, sedangkan investasi Telkomsel hanya Rp2,1 triliun.

“Jadi, Telkomsel hanya ‘nyumbang’ 13,7 persen dari kas GOTO, kasarnya, GOTO sangat kuat bahkan tanpa ada investasi dari Telkomsel,” nilai dia.

Sementara itu, pakar pasar modal, Yanuar Rizky mengingatkan, kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi sepanjang tahun 2021 mencapai Rp14,691 triliun dan tahun 2020 sebesar Rp7,361 triliun.

“Jadi, dari menjalankan usaha operasionalnya saja sudah rugi usaha dan rugi operasi. Perusahaan kayak gini banyak duit (likuid) dari koceknya sendiri?” ungkap dia.

Di samping itu, lanjut Yanuar, GOTO juga mencatatkan arus Kas yang digunakan untuk investasi sebesar Rp91,251 riliun pada tahun 2021 dan Rp5,3 triliun pada tahun 2020.

Lebih lanjut Yanuar menilai, pembengkakan itu dipicu proses merger akuisisi Tokopedia hingga keluar kas Rp 92,089 triliun.

“Ini juga secara jurnal akuntansi yang menimbulkan nilai Goodwiil akibat merger menjadi Rp98 Triliun, yang menurut penasihat keuangan Ernst & Young berdampak ke sisi ekuitas Rp108T,” tukas dia.

Sedangkan arus kas yang di peroleh dari pendanaan tahun 2021, tutur Yanuar, melonjak jadi Rp121,531 triliun dibanding tahun 2020, yang tercatat hanya Rp23,78 triliun, bukan berasal dari uang tunai tapi dari revaluasi tambahan modal disetor, yang dalam catatan soal tambahan modal disetor jelas dinyatakan itu selisih nilai wajar (revaluasi) dengan nominal lama.

“Jadi, kalau di mata kuliah pengantar akuntansi, tambahan modal disetor ini adalah agio (valuasi), akrual bukan uang tunai,” ingat dia.

Yanuar melanjutkan, dari laporan keuangan 2021, terpantau uang tunai yang masuk pendanaan hanya berasal dari Telkomsel senilai Rp2,1 triliun dan sisanya berasal dari revaluasi.

Pada saat yang sama, GOTO rajin membeli kembali saham perseroan.

“Satu-satunya yang positif (dari) arus kas pendanaan, itupun karena ada revaluasi nilai wajar saham, yang kalo dibuka, hanya ada aksi korporasi Telkomsel yang berhimpit menjadi dasar valuasi oleh Ernst & Young,” pungkas dia.