Akuisisi Tambang Batu Bara Molor, BIPI Amblas 4 Persen

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Rencana PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (IDX: BIPI) mengakuisisi PTT Mining Limited, pemilik konsesi tambang batu bara di Kalimantan, Brunei dan Madagaskar senilai USD471 juta nampaknya akan molor.

Pasalnya, BIPI telah membatalkan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 25 November 2022 dengan agenda permintaan persetujuan transaksi material melalui anak usaha untuk melakukan pengambilalihan atas 100 persen saham PTT Mining Limited.

“RUPSLB semula hari Jumat, 25 November 2022, ditunda pelaksanaannya sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian,” tulis manajemen BIPI.

Sebelumnya, Direktur BIPI, Michel Wong menerangkan, taksiran itu berdasarkan data historis kinerja keuangan PTT Mining  dalam beberapa tahun kebelakangan dapat membukukan EBITDA senilai USD123 juta di tahun 2019, USD102 juta pada tahun 2020 dan setara USD166 juta pada tahun 2021.

“Dengan harga batu bara sekarang di atas USD300 per ton, kami taksir dapat meningkat 2 kalinya menjadi USD300 juta,” kata dia dalam temu media, Kamis (11/8/2022).

Ia berharap, akuisisi ini dapat rampung pada bulan November 2022 sehingga kinerja keuangan PTT Mining dapat dimasukan dalam laporan keuangan perseroan di semester II 2022.

“Dengan masuknya kinerja PTT Mining, maka 80 persen pendapatan kami berasal dari tambang batu bara, dan sisanya dari jasa pertambangan,” jelas dia

Sementara itu, BIPI turun 8 point atau -4,4 persen ke level 172 dengan nilai transaksi 201 miliar pada penutupan perdangan sore ini.