Menkes Usulkan Vaksin Covid-19 Satu Paket Dengan Polis Asuransi

Pasardana.id - Sebagai salah satu strategi untuk mempercepat program vaksinasi guna menciptakan kekebalan komunal (herd immunity), Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengusulkan paket beli asuransi bonus vaksin covid-19.
"Dengan paket two in one, polis dan vaksin. Jadi sekalian dapat polis, sekaligus divaksin," ujar Budi dalam Peresmian Sentra Vaksinasi Bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) secara virtual, Kamis, (24/6/2021).
Budi menyatakan bahwa pihaknya mendorong AAUI untuk membuka sentra vaksinasi hingga akhir tahun dan di berbagai wilayah, agar bisa mempercepat vaksinasi bagi masyarakat. Dia pun menjanjikan bahwa Kementerian Kesehatan akan menyediakan vaksin jika program itu terus berjalan.
"Kami nanti akan membantu menyediakan vaksinnya agar semua asuransi umum bisa memfasilitasi program vaksinasi. Bukan hanya untuk karyawan dan keluarga (karyawan) saja, tapi juga ke nasabah-nasabahnya dan keluarga nasabah," tuturnya.
Selain itu, Budi mengusulkan agar calon nasabah asuransi yang masih negosiasi polis juga berhak untuk mendapat suntikan vaksin covid-19. Namun ia menginginkan agar vaksin tersebut lebih dulu diberikan kepada nasabah yang sudah menandatangani polis asuransi.
"Walaupun kalau masih negosiasi polis, ya tetap boleh divaksin juga. Tapi kalau yang sudah mau tanda tangan, divaksinnya lebih duluan. Itu bisa kita lakukan kerja sama seperti itu sehingga bisa mempercepat program vaksinasi ke seluruh Indonesia," harap Budi.
Menurutnya, percepatan vaksinasi Covid-19 merupakan amanat langsung dari Presiden Joko Widodo. Kementerian Kesehatan pun memikul dua amanat lainnya, yakni penanganan pandemi Covid-19 dan reformasi sektor kesehatan.
Proses vaksinasi harus menyasar 181,5 juta penduduk di atas usia 18 tahun. Menurut Budi, penyuntikan dua dosis vaksin bagi setiap orang membuat kebutuhan vaksin untuk mencapai target itu adalah 363 juta dosis.
Dalam enam bulan pertama tahun ini, Indonesia mendapatkan 75 juta dosis vaksin dari lima negara yang memproduksi vaksin, ketika barang tersebut menjadi kebutuhan seluruh dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan 290 juta dosis vaksin pada semester kedua.
"Untuk mempercepat, vaksinasi harus naik sampai dua juta suntikan per hari, dibandingkan kemarin sudah mencapai 700.000 per hari. Mungkin hanya tiga atau empat negara yang [jumlah penyuntikan vaksin] sampai di atas 500.000 dosis per hari," ujar Budi.
Di sisi lain, eks Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) itu mengakui bahwa penyuntikan sebanyak satu juta dosis vaksin covid-19 per hari tak akan cukup untuk membentuk kekebalan komunal hingga akhir tahun ini. Kuota vaksinasi seharusnya naik menjadi dua juta sampai 2,5 juta suntikan per hari.
"Hitung-hitungan saya mungkin tidak cukup satu juta suntikan per hari, malah mungkin harus naik sampai dua juta sampai 2,5 juta suntikan per hari," ujarnya.