Merugi 7,3 Triliun, Waskita Karya Jual Ruas Tol ke SMI

Pasardana.id - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (IDX: WSKT), yang merupakan salah satu BUMN konstruksi, tercatat membukukan kerugian sebesar Rp 7,37 triliun.
Angka tersebut lebih buruk dibandingkan tahun 2019, di mana perusahaan masih mencetak laba bersih sebesar Rp 938,14 miliar.
Anjloknya kinerja keuangan BUMN yang kerap ditugasi mengakuisisi jalan tol ini, disinyalir karena turunnya pendapatan usaha hingga 48 persen menjadi Rp 16,19 triliun.
Oleh karena itu, melalui anak perusahaannya, PT Waskita Toll Road (WTR) telah sepakat menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat atau Conditional Sale Purchase Agreement (CSPA).
Perjanjian ini berisi transaksi Konversi Saham (Share Swap) dan divestasi dengan pembayaran tunai.
Penandatanganan CSPA ini merupakan perjanjian divestasi 20 persen saham milik WTR di ruas Tol Semarang - Batang (JSB) dan 34,9 persen saham milik WTR di Cinere-Serpong (CSJ) kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Sebagai informasi, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) merupakan perusahaan pembiayaan khusus infrastruktur yang didirikan untuk menjadi katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. SMI memiliki 10,62% saham di WTR.
Nilai transaksi konversi 10,62 persen saham SMI di WTR adalah sebesar Rp2,69 triliun yang dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama, dilakukan melalui konversi 6,12 persen saham SMI di WTR sebesar Rp1,55 triliun dengan dua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Tahap kedua, merupakan konversi atas 4,5 persen kepemilikan SMI di WTR sebesar Rp1,14 triliun yang akan dilakukan selambat-lambatnya setahun setelah transaksi tahap pertama selesai dilaksanakan.
"Dalam CSPA ini dilakukan dua kesepakatan antara Waskita dengan SMI untuk pembelian saham SMI di WTR dan WTR dengan SMI untuk pengambilalihan saham WTR di BUJT. Para pihak sepakat sebagian besar penggunaan transaksi jual beli saham pada BUJT JSB dan CSJ akan digunakan untuk konversi saham SMI di WTR kepada Waskita," kata Director Business Development & QHSE PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Fery Hendriyanto dalam keterangan resmi, Selasa (13/4/2021).
Sementara itu, Direktur Utama WTR, Septiawan Andri menjelaskan, bahwa setelah menandatangani CSPA, WTR masih harus melakukan pemenuhan persyaratan administrasi dan memastikan proses divestasi dilakukan secara proper dan mematuhi ketentuan yang berlaku.
"Hal itu (pemenuhan persyaratan administrasi) dilakukan sebelum penandatanganan Sale Purchase Agreement (SPA) antara kami dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Kegiatan divestasi ini merupakan strategi WTR untuk optimalisasi portofolio konsesi jalan tol yang dimiliki dan mendukung percepatan penyelesaian konstruksi jalan tol sebagai bagian dari dukungan terhadap rencana Pemerintah dalam bidang infrastruktur khususnya jalan tol," ucap Septiawan.
Sebagai informasi, ruas tol Semarang - Batang adalah salah satu ruas tol di Trans Jawa dan telah beroperasi penuh sejak bulan Desember 2018 sepanjang 75 km.
Ruas ini merupakan jalur penting di Trans Jawa yang menghubungkan Jawa Bagian Barat menuju Ibu Kota Jawa Tengah.
Sedangkan ruas Cinere - Serpong merupakan bagian dari jaringan jalan tol JORR 2 yang menghubungkan antara Jakarta dan Tangerang Selatan yang salah satu seksinya yaitu seksi I telah beroperasi sepanjang 6.59 km dari total panjang 10,14 km.
Program divestasi ruas tol Waskita terus berproses, dan pada 2021 perseroan akan merealisasikan pelepasan kepemilikan saham di 9 ruas tol di Pulau Jawa dan Sumatra.
Divestasi tersebut rencananya dilaksanakan melalui kerjasama dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan diharapkan dapat memperoleh pendanaan sebesar Rp10 triliun hingga Rp11 triliun.
Tak hanya dengan INA saja, rencana realisasi divestasi juga melalui skema tender terbuka kepada investor dalam dan luar negeri dan melalui skema RDPT.
Dana tunai hasil divestasi tersebut akan digunakan untuk pelunasan kewajiban kepada kreditur dan sebagai modal kerja menyelesaikan proyek tol yang sedang dikerjakan.
"Waskita menargetkan nilai seluruh divestasi ruas tol 2021 ini sebesar Rp10 triliun hingga Rp11 triliun dengan pengurangan utang melalui dekonsolidasi jalan tol setidaknya sebesar Rp20 triliun," ujar Fery.