Menteri Teten Tegaskan Program Pembiayaan PEN KUMKM Masih Akan Dilanjutkan

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, bahwa tahun ini, pemerintah masih akan melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi koperasi usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM).

Dia menyebutkan, program PEN KUMKM ini terdiri dari dua klaster.

Klaster pertama, bagi usaha mikro yang unbankable, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).

Insya Allah segera akan digulirkan oleh Presiden,” ujar Teten saat menjadi keynote speaker dalam acara Graduation Banking Editors Masterclass yang digelar secara virtual, Rabu (17/3/2021).

Kedua, lanjutnya, PEN bagi kelompok usaha yang sudah bankable dan telah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).

“Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas,” ujar Teten.

Ia mengakui, pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM.

Menurut pengakuan Teten, pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM bervariasi.

Tercatat ada sebanyak 22,9 persen UMKM yang merasakan kesulitan Pemasaran, 20,01 persen distribusi terhambat, 18,87 persen kesulitan permodalan, dan 18,87 persen kekurangan bahan baku.

“Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50,5 persen UMKM mengurangi karyawannya,” ucapnya.

Meskipun demikian, menurut Teten, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun negara-negara anggota G20, seperti Amerika Serikat yang mengalami kontraksi sebesar minus 3,5 persen, Jerman minus 5,0 persen, Singapura minus 5,8 persen dan Filipina minus 9,5 persen.

Sementara kondisi ekonomi RI, kata dia, berangsur pulih. Ditandai dengan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2020 sebesar minus 2,19 persen (yoy) atau jauh lebih baik dari triwulan II yang tercatat minus 5,32 persen, maupun triwulan III minus 3,49 persen.

“Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis,” ucapnya.

Guna mengurangi risiko usaha dari UMKM agar lebih feasible, sambungnya, pelaku usaha mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar.

Maka UMKM diharapkan terdata dengan baik, berusaha dalam skala ekonomi dan efisien, serta proses pembinaan menjadi lebih fokus dan terarah