Mentan Pastikan Program Food Estate 2021 Tidak Terkendala Cuaca
Pasardana.id - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memastikan produksi dan distribusi pangan tahun 2021 tidak akan terganggu dengan perubahan iklim dan banjir.
Dengan anggaran Rp 21 triliun yang dilakukan refokusing pemotongan menjadi Rp 15 triliun, Kementan akan mulai menjalankan program food estate lumbung padi nasional dengan lahan padi 2 juta hektar, jagung 1 juta hektar, ketela 200 ribu hektar, dan pangan lainnya.
"Kami memastikan produksi pangan yang layak bagi masyarakat Indonesia, salah satunya program food estate, dengan memaksimalkan lahan, 2 juta hektar sawah, 1 juta hektar lahan jagung, dan ketela 200 ribu hektar," ungkap Syahrul Yasin Limpo di Ruangan Sidang Komisi IV, pada Senin (8/2/2021).
Dia menekankan food estate bukan dikhususkan untuk menanam satu komoditas. Namun, diperuntukkan bagi banyak komoditas pangan, termasuk perikanan dan peternakan sehingga petani mendapatkan nilai tambah dari komoditas yang dibudidayakan.
"Food estate ini memang tidak seperti di Aceh di Jawa kondisinya bapak, di sana itu rawa 1,5 meter dalamnya, 50 centimeter paling sedikit airnya. PH-nya itu kalau dihitung asamnya tinggi banget. Kalau kasih turun traktor roda 4 di sana tenggelam," tegasnya.
Lebih lanjut, Mentan protes jika lumbung pangan Kalteng disebut gagal karena panennya saja baru dimulai. Dirinya juga meminta anggota DPR Komisi IV untuk bersabar menunggu hasil panennya.
"Bagaimana gagal sementara panen baru mau mulai di Pulang Pisau. Beberapa belum (panen). Saya mohon kasih saya waktu untuk membenahi ini," katanya.
Mentan menegaskan, lahan food estate berhasil digarap meskipun ada beberapa hektare yang panennya tidak optimal karena gangguan seperti hama dan faktor cuaca.
"Dari 30 ribu (hektar) kita berhasil, ayo turun, mana yang tidak berhasil? Tentu ada lah, 10, 20 hektare yang bermasalah karena ada tikus, hama dan air yang naik. Air tinggi kalau nggak dipotong (dipanen) sekarang, dia akan kehilangan hasil totally," tandas Syahrul.