2023, Kementerian BUMN Targetkan 25 Persen Petinggi BUMN Diisi Perempuan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah kepemimpinan Erick Thohir menargetkan, porsi perempuan yang mengisi jabatan tinggi di BUMN bisa meningkat hingga 25 persen di 2023 mendatang.

Sementara porsi pemimpin muda ditargetkan mencapai 10 persen di 2021.

"Kami akan komitmen sesuai dengan target untuk (pemimpin) perempuan nanti 25 persen dan kepemimpinan muda 10 persen di 2023. Tentunya ini menjadi PR (pekerjaan rumah) untuk mencapai target itu," ujar Deputi SDM dan TI Kementerian BUMN, Tedi Bharata dalam konferensi pers, Senin (11/10/2021).

Hingga akhir Agustus 2021, Kementerian BUMN mencatat porsi kepemimpinan wanita sudah mencapai 12 persen, sementara kepemimpinan muda sudah mencapai 5 persen.

Tedi mengatakan, untuk mengejar target di 2023 mendatang, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program, seperti mentoring untuk perempuan dan program pendampingan perempuan yang bekerja sama dengan World Bank.

Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan program lainnya seperti yang diusulkan oleh Sharon Florencia, finalis program Girls Take Over 2021 yang mengambil alih posisi Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dalam satu hari.

Sharon mengusulkan, program mentoring dan coaching yang sudah berjalan saat ini di lingkungan perusahaan pelat merah, perlu dibarengi one on one communication antara perempuan di top manajemen level dan pegawai perempuan lainnya.

Sehingga nantinya, pemimpin perempuan bisa turun langsung membagikan pengalamannya hingga bisa mencapai posisi top manajemen kepada pegawai perempuan lainnya.

Selain itu, Sharon juga mengusulkan untuk dibentuk kelompok-kelompok mentoring yang berfungsi menjadi wadah bagi mentor dan mentee untuk saling berbagai cerita pengalaman, tantangan, hingga solusi untuk menghadapi persoalan.

"Salah satunya, saya dapat masukan dari Kak Menteri (Sharon) tadi, ada program mentoring untuk perempuan, dan juga ada program-program yang sedang kita jalankan, termasuk yang kerja sama dengan World Bank," jelas Tedi.

Menurut Tedi, meski ada target untuk meningkatkan porsi pemimpin perempuan, namun hal itu tak hanya sekedar mencapai target jumlah. Melainkan akan tetap mempertimbangkan kompetensi karyawan tersebut untuk memenuhi tuntutan jabatan.

"Jadi kita tidak kerja sendiri, tetapi kolaborasi baik dalam negeri maupun luar negeri untuk peningkatan SDM kita," jelas Tedi.

Karena itu, Tedi menjelaskan, Kementerian BUMN akan melihat dampak dari kehadiran perempuan pada jajaran pemimpin suatu perusahaan secara jangka panjang. Sehingga pihak instansi bertekad untuk terus memperpanjang program Girls Take Over untuk beberapa tahun ke depan.

"Langkah kita tidak boleh berhenti. Bukan cuman 1-2 tahun. Ini program jangka panjang. Jadi bukan hanya dari sisi internal, termasuk edukasi itu penting. Jadi nanti kalau pilih calon pemimpin boleh dari kinerjanya, tapi bukan gendernya," tandasnya.