Kunjungan Kerja Ke London, Erick Thohir Jajaki 4 Kerja Sama
Pasardana.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi tengah melakukan perjalanan dinas ke London, Inggris.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Erick mengatakan ada empat kerja sama yang dijajaki oleh BUMN.
Erick menyebutkan, selain kerjasama pengadaan vaksin yang dibutuhkan di tengah pandemi, pemerintah juga memperluas cakupan hubungan bilateral di bidang kesehatan, pendidikan, energi dan pertahanan.
"Ada 4 hal yang coba kita kerjasamakan dengan Inggris. Bu Menlu betul sampaikan harus win-win, kalau memang mereka melihat kita sebagai negara sahabat, perdagangan kita harus di-support, sama dengan ketika kita undang mereka menjadi partner," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers virtual, Rabu (14/10/2020).
Pertama, mengenai health tourism atau pariwisata dengan motivasi kesehatan. Erick mengatakan, Indonesia ingin memiliki kesempatan untuk menjadi pemain kelas regional di industri kesehatan.
Ia bilang, dengan fasilitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diamanatkan pada perusahaan BUMN, baik di Bali atau di Sumatera, diharapkan bisa menjadi jalan untuk membuka health tourism.
"Jadi, yang tadinya masyarakat Indonesia banyak yang ke Singapura atau Malaysia kalau berobat, sekarang ada fasilitasnya yang juga terpercaya di Indonesia. Ini yang dijajaki di Inggris," ujar Erick.
Kerja sama kedua yang dijajaki yakni di bidang pendidikan. Erick mengatakan, apabila dimungkinkan, Indonesia bisa kerja sama di hub pendidikan dengan Inggris terutama dalam hal hospitality atau keramahtamahan.
Ketiga, yakni penjajakan kerja sama di bidang energi terbarukan (renewable energy).
Keempat, yakni kerja sama dalam industri pertahanan.
"Industri pertahanan yang selama ini jadi partner yang baik, pada kesempatan ini kita ingin jajaki hal tersebut," bebernya.
Selain empat kerja sama tersebut, kunjungan kerja Erick dan Retno ke London juga membicarakan mengenai pengembangan vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh PT Bio Farma yang telah dilakukan uji kelayakan (due diligence) oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).