Imbal Hasil SUN Diperdagangan Jumat Lalu Cenderung Naik Seiring Melemahnya Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Jumat, 2 Agustus 2019 lalu, bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah berlanjutnya tren koreksi harga akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Dalam riset yang dirilis Senin (05/8/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan akhir pekan (02/8) kemarin diakibatkan oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah tren penurunan harga Surat Utang Negara selama 6 hari terakhir.

Penurunan harga Surat Utang Negara tersebut terjadi karena adanya eskalasi perang dagang antara Amerika dan China dimana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan kembali mengenakan tarif tambahan sebesar 10% bagi barang-barang China terhitung per 1 September 2019.

Hal tersebut akan mendorong penjualan pada aset-aset negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Sementara itu, Bank Indonesia juga berusaha melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik maupun luar negeri. Dengan kondisi tersebut, para pelaku pasar cenderung untuk wait and see terlebih dahulu menantikan moment yang baik untuk kembali masuk ke pasar sekunder.

“Hari ini para pelaku pasar juga menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode kuartal II 2019 yang diprediksi akan mengalami penurunan di level 5,04% dimana tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelumnya pada kuratal I 2019 sebesar 5,07%,” sebut I Made.

Hal tersebut, lanjutnya, turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana pada perdagangan di akhir pekan (02/8) kemarin, dimana perubahan imbal hasilnya hingga sebesar 6 bps masing - masing di level 6,975% untuk tenor 5 tahun, di level 7,540% untuk tenor 10 tahun, di level 7,831% untuk tenor 15 tahun dan di level 8,014% untuk tenor 20 tahun.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 23 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah, 5 - 7 tahun.

Adapun Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak  dengan mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps di tengah perubahan harga yang berkisar antara 1 - 11 bps.

Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 14 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 77 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga mengalami kenaikan hingga sebesar 23 bps didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 186 bps.

Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 3,2 bps di level 2,813% dan INDO29 juga mengalami penurunan sebesar 5,3 bps di level 3,158% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 14,3 bps dan 46,5 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 keduanya mengalami penurunan sebesar 4 bps masing-masing di level 4,213% dan 4,096% setelah mengalami kenaikan harga berkisar antara 79 - 99 bps.