Melalui Program Serasi, Kementan Optimis Pengelolahan Lahan Rawa Akan Tingkatkan Produktivitas Pangan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku sangat optimis program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) dapat terealisasi.

 

Menurutnya, program Serasi ini dapat terwujud jika ada peranan dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.


“Pemda setempat sangat berperan menentukan keberhasilan optimasi lahan rawa yang dikembangkan Kementan. Jadi, kalau Pemdanya tidak berperan aktif atau tidak mendukung, maka program Serasi ini tidak akan sukses,” ujar Sarwo Edhy, Minggu (21/7/2019).

Sarwo mengakui jika lahan rawa dianggap lahan masa depan untuk pangan di Indonesia. Untuk itu pihaknya telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp3,7 triliun untuk optimasi lahan rawa melalui program Serasi ini.

“Tahun 2019 ini, kita programkan seluas 500.000 ha di tiga provinsi. Kita sangat concern mengembangkan lahan rawa. Karena lahan rawa merupakan masa depan pangan Indonesia,” ujarnya.

Kementan tahun 2019 ini akan menggarap pengembangan lahan rawa dan pasang surut seluas 500.000 hektare (ha) di enam provinsi. Namun, setelah divalidasi, ternyata hanya 400.000 ha yang siap Calon Petani Calon Lokasi (CPCL).

"Potensi pengembangan lahan rawa untuk meningkatkan produksi pangan cukup besar. Dari hasil penelitian, potensi lahan rawa lebak di Indonesia mencapai 34 juta ha. Namun, kajian para ahli menyebut ada sekitar 10 juta ha yang dapat dijadikan lahan pertanian produktif," jelasnya.

Selain lahan yang cukup luas, potensi peningkatan luas tanam (indeks pertanaman/IP) juga sangat besar.

 

Selama ini, petani di lahan rawa hanya memanfaatkan lahan rawa satu kali tanam dalam setahun dengan masa tanam padi lokasi selama 6 bulan. Produktivitasnya juga hanya 3 ton/ha.

"Padahal, dengan teknologi seperti rehabilitasi jaringan irigasi, perbaikan tanggul dan pintu air, lahan rawa bisa ditanam hingga 2-3 kali dalam setahun," tandasnya.