Indonesia Defisit Neraca Perdagangan, Kadin : Industrialisasi Di Sektor Hulu Adalah Solusi Yang Tepat

Foto : istimewa

Pasardana.id - Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta Kamdani menilai wajar jika Indonesia masih mengalami defisit neraca perdagangan di tengah lesunya perekonomian dunia. Dengan kondisi seperti ini, sulit bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor. 

"Ekspor naik enggak mungkin juga, jadi defisit pasti ada," ujar dia di Jakarta, Selasa, (15/10/2019).

Shinta berpendapat, untuk bisa menekan angka defisit maka industrialisasi di sektor hulu adalah solusi yang tepat. Menurutnya, dengan industrialisasi maka ketergantungan impor akan berkurang.

"Solusinya adalah kita harus industrialisasi. Bagaimana kita bisa mengembangkan industri hulu kita, agar kita tidak bergantung kepada impor," tutur Shinta.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa untuk mendorong ekspor, pemerintah harus terus mengembangkan ekspor ke pasar-pasar non tradisional. Menurut Shinta, saat ini Indonesia masih terlalu bergantung pada pasar ekspor tradisional.

Sementara pada kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai defisit neraca perdagangan terjadi karena daya beli yang mulai menurun.

"Poinnya bisa dilihat dari impor, kalau menurun drastis, berarti ada perlambatan ekonomi yang kami khawatirkan karena memang ada penurunan daya beli," ungkapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS), pada rilis 15 Oktober mencatat neraca perdagangan pada September 2019 defisit sebesar USD160 juta, terpuruk dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus USD85 juta. Defisit tersebut terutama disebabkan kinerja ekspor yang turun, sementara impor meningkat tipis.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ekspor pada September tercatat sebesar USD14,1 miliar turun 1,21 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, impor pada September tercatat masih meningkat 0,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya.