Walau Tak Capai Target Dana, Tahun Depan Belasan Anak Usaha BUMN Siap IPO

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Nasib anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menggalang dana di pasar modal tidak semulus yang diduga. Pasalnya dari tiga anak usaha yang melakukan IPO (Initial Public Offering) tahun ini, menurunkan target perolehan dana. Meski demikian, hal itu tidak mengendurkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menempuh cara serupa.

Hal itu terlihat dari beberapa anak usaha yang telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Seperti disampaikan Managing Director PT Danareksa Sekuritas, Boumediene Sihombing di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12/2017).

"Kami telah mendapat mandat untuk menjadi penjamin emisi efek dari dua anak usaha BUMN sektor jasa," kata dia.

Lebih lanjut ia mengaku, kedua anak usaha BUMN tersebut akan menggunakan laporan keuangan 2017 telah audit dalam menyusun propekstus, guna mendapatkan ijin efektif penerbitan efek dari Otoritas Jasa keuangan (OJK).

"Jadi kemungkinan kedua anak usaha BUMN itu akan ke pasar pada kuartal II 2018," terang dia.

Seperti diketahui, sepanjang tahun ini terdapat tiga anak usaha BUMN yang berhasil mencatatkan sahamnya pada papan perdagangan Bursa Efek Indonesia. Hanya saja, target penggalangan dana tidak sesuai dengan rencana awal.

Misalnya, IPCM dalam rencana awal meraih 1,74 miliar lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp325 - Rp530. Dengan demikian, dana segar yang diincar sekitar Rp566,79 - Rp924,3 miliar.

Hanya saja, saat pelaksaan IPO, anak usaha Pelindo II itu, hanya melepas 1,2 miliar saham dengan harga penawaran Rp380. Sehinga hanya meraih dana Rp461,89 miliar.

Berikutnya, PT PP Presisi Tbk. (PPRE) yang berencana menawarkan 4,23 miliar lembar saham baru dengan harga Rp430 - Rp550, sehingga akan meraup dana sekitar Rp1,82 triliun - Rp2,3 triliun. Hanya saja pada saat pelaksanaan IPO, anak usaha PTPP itu hanya meraih dana sebesar Rp1,01 triliun.

Selanjutnya, PT Garuda Maintenance Facility Tbk (GMFI) dengan rencana awal menawarkan sebanyak 10,89 miliar juta saham baru pada harga Rp390 - Rp510 per saham. Dengan harga tersebut, anak usaha GIAA bakal mengantongi dana segar sekira Rp4,24 triliun - Rp5,55 triliun. Tapi pada saat pelaksanaan IPO, GMFI hanya memperoleh dana sebesar Rp1,129 triliun.

Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMNAloysius K Ro menyatakan, Kementerian BUMN tidak akan merubah kebijakan untuk mendorong anak usaha BUMN menggalang dana melalui penawaran saham perdana. Rencananya, ada 12 anak BUMN segera mencatatkan saham pada tahun depan.