Kementerian BUMN Berencana Holding Angkasa Pura

foto : istimewa

Angkasa Pura II berniat melakukan initial public offering (IPO) pada 2018 guna menghasilkan dana sebesar Rp20 triliun untuk ekpansi (perluasan) bandara.

Pasardana.id - Kementerian Negata Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana akan melakukan holding (penggabungan) Angkasa Pura II dan Angkasa Pura I. Langkah ini diharapkan membuat kedua bandar udara (bandara) lebih efisien.

Kapan holding Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II belum diketahui secara pasti. Namun, Danareksa telah ditunjuk Kementerian BUMN sebagai konsultan perusahaan.

"Kami masih membahas Rencana Kerja Anggaran (RKA)," kata Farid Indra Nugraha, corporate secretary PT Angkasa Pura I (Persero) di Jakarta, Selasa (3/5/2016).

Angkasa Pura I akan mengikuti apa yang diperintahkan Kementerian BUMN. Jadi, perusahaan ini sedang menunggu arahan holding dari Menteri Negara BUMN Rini Soemarno.

Budi Karya Sumadi, direktur utama (dirut) PT Angkasa Pura, II mengemukakan pernyataan senada. Dia mengaku siap menerima apapun yang diperintahkan Kementerian BUMN.

IPO

Sementara itu, Angkasa Pura II berniat melakukan initial public offering (IPO) pada 2018. Kebijakan ini diharapkan menghasilkan dana sebesar Rp20 triliun untuk ekpansi (perluasan) bandara.

Tujuan lain IPO berupa restrukturisasi Angkasa Pura II. Selain itu pengelolaan perusahaan menjadi transparan lantaran diawasi publik.

Saat ini Angkasa Pura II sedang mengkaji dampak IPO. Dengan begitu Angkasa Pura tidak mengalami kekeliruan

Selain kajian IPO dilakukan Angkasa Pura II, perusahaan ini juga dilakukan penargetan earning power sebesar tiga sampai empat kali dari pencapaian sekarang yakni Rp4 triliun.

Kenaikan juga akan dilakukan terhadap price earning ratio (PER) sebesar 15 kali atau Rp60 triliun. Kedua langkah di atas diharapkan membuat investor percaya akan Angkasa Pura II.