Nikkei Melejit ke Level Tertinggi dalam Sebulan
Pasardana.id - Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo, Jepang, melejit ke level tertinggi dalam sebulan terakhir. Pada akhir perdagangan Rabu (25/5/2016), indeks Nikkei naik 258,9 poin, atau sekitar 1,57 persen, dari sesi sebelumnya, mencapai 16.757,35. Indeks Topix naik 1,2 persen menjadi 1.342,88 dan indeks JPX-Nikkei 400 naik 1,2 persen mencapai 12.118,43.
Melejitnya Nikkei dipicu positifnya tanggapan pasar terhadap menguatnya dolar AS. Dolar AS menguat setelah data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis Departemen Perdagangan Negeri Paman Sam Selasa (24/5/2016) waktu setempat menunjukkan angka-angka yang melebihi ekspektasi.
Saham Sony melesat naik 6,5 persen dan menjadi saham kedua yang paling sering diperdagangkan pada Rabu setelah laporan pendapatan perusahaan menunjukkan performa yang baik meski gempa di Jepang pada April lalu sempat memberikan dampak kepada beberapa kawasan operasional.
Namun secara umum tingkat perdagangan saham masih belum optimal, volume perdagangan hanya mencapai 1,618 miliar saham, terendah sejak pertengahan Maret. Tingkat turnover naik sampai 1,783 triliun yen, sedikit membaik dari kemarin yang hanya mencapai 1,67 triliun yen yang merupakan tingkat terendah tahun ini.
"Turnover di Jepang sangat buruk dan beberapa event mendatang akan menjadi penentu mood pasar kedepannya," kata Stefan Worrall, direktur penjualan saham Credit Suisse di Jepang, kepada Reuters.
Menurut Worrall, investor merasa bimbang antara resiko positif dan negatif setelah mereka mendapat informasi tentang hasil pertemuan Group of Seven akhir pekan lalu, selain itu juga tentang voting 'Brexit' dan kebijakan The Fed terkait suku bunga yang akan dilakukan Juni mendatang.
Sementara itu pada penutupan perdagangan Rabu di Bursa Efek Korea, indeks Kospi naik 22,83 poin, atau sekitar 1,18 persen, menjadi 1.960,51. Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai turun 6,58 poin, atau sekitar 0,23 persen, menjadi 2.815,09.
Indeks Hang Seng di Hong Kong meroket 537,62 poin, atau sekitar 2,71 persen, mencapai 20.368,05. Namun kenaikan ini diperkirakan tak akan berlanjut.
"Pola terkini di Hong Kong adalah terjadi rebound tajam setelah beberapa sesi yang lesu, tapi indeks kemudian jatuh lagi. Jika tingkat suku bunga bank sentral Amerika naik, maka akan berdampat buruk pada saham-saham di Hong Kong, dan para investor sadar akan kenyataan tersebut," kata Alex Wong, direktur Ample Finance Group di Hong Kong.
Sebagian besar sektor dalam perdagangan saham di Hong Kong naik pada Rabu, dengan sektor energi dan jasa keuangan mengalami kenaikan tertinggi.