Harga Obligasi Pemerintah Alami Kenaikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pada Jumat (13/5) lalu, rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,16 bps di level 112,17 dari sebelumnya di level 112,01.

Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,10 bps di level 106,68 dari sebelumnya di level 106,58.

Sementara pada laju yield obligasi korporasi, cenderung masih bergerak sideways melemah. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana yield untuk tenor 9-10 dikisaran level 9,96%-9,97%.

Sementara pada obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, yield nya di kisaran level 9,98%-10,00%. Untuk yield pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,40%-11,41% dan pada rating BBB dikisaran 13,75%-13,78%.

"Namun secara umum, masih adanya senitmen negatif membuat laju pasar obligasi masih dalam tren pelemahannya," ucap Kepala Riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, Senin (16/5/2016).

Ditambah, dengan masih melemahnya laju Rupiah sehingga membuat pasar obligasi cenderung berada di zona merah. Beberapa seri obligasi yang sebelumnya sempat menguat, dimanfaatkan untuk profit taking. Belum adanya sentimen baru yang lebih positif masih membuat laju pasar obligasi masih dalam tren pelemahannya.

Ditambah dengan masih melemahnya laju Rupiah meskipun terdapat rilis positif dari kenaikan cadangan devisa namun, tidak banyak berimbas positif juga pada laju pasar obligasi sehingga masih cenderung berada di zona merah.

"Meski laju Rupiah mengalami kenaikan seiring membaiknya laju harga komoditas namun, tampaknya belum cukup kuat meyakinkan pelaku pasar untuk dapat kembali aktif melakukan transaksi untuk membawa laju pasar obligasi ke zona hijaunya," imbuhnya.

Pelemahan masih tetap terjadi seiring masih belum yakinnya pelaku pasar terhadap penguatan Rupiah. Belum adanya sentimen positif yang menyelimuti laju pasar obligasi membuat lajunya masih di zona merah. Pelaku pasar masih melakukan aksi jual sehingga berimbas pada masih melemahnya sejumlah seri obligasi.

Apalagi laju Rupiah kembali mengalami pelemahan seiring belum adanya sentimen makro dalam negeri yang mempertahankan laju Rupiah untuk dapat bertahan di teritori positifnya.