TKI Alami Tarif Remiitance Tinggi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - World Bank mencatat nilai pengiriman uang tenaga kerja Indonesia (TKI) mencapai US$10,5 miliar pada 2015.

Angka ini sekitar 1% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Untuk tarif remittance dari Asia ke Indonesia rata-rata sekitar 4,72%.

Dari riset Microsave disebutkan, tarif remittace ini bisa lebih rendah dengan program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) dan uang elektronik.

Tarif ini hanya dapat dikenakan sebesar 1,5% dengan limit uang elektronik minimal sebesar Rp10 juta.

Dengan kolaborasi bank domestik dan internasional diperoleh tarif remittance lebih tinggi 0,5%-1,00%.

Apalagi ini membutuhkan perjanjian dengan bank pengirim dan peneriman.

Tarif serupa juga dikenakan model remitansi internasional peer to peer. Model ini bisa dilakukan dalam platform daring, dari rekening bank ke rekening Laku Pandai.

Adapun Bank Sinarmas saat ini sedang merancang transaksi remittance dapat dilakukan melalui telepon selular (ponsel). Dari hal ini diklaim ditawarkan tarif lebih rendah, meskipun hal ini tidak disebutkan secara rinci.

"Kami sudah bekerjasama dengan Fintech di Amerika Serikat," kata Freenyan Linwang, Direktur Utama Bank Sinarmas Tbk di Jakarta, belum lama ini.

Sementara itu, Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Tbk (IDX: BBCA) menilai, perbankan mengalami persaingan bisnis remittance dengan perusahaan telekomunikasi, jasa transfer uang resmi, dan financial technology (fintech).

Namun, persaingan besar terjadi dengan jasa pribadi remittance secara besar dari Hong Kong, Singapura, dan Warga Negara Indonesia (WNI).

"Bisnis remitansi di Indonesia sangat diminati karena melihat potensi yang besar," kata Jahja di Jakarta belum lama ini.

Pebisnis remittance pribadi di Hong Kong mendapatkan dollar Hong Kong dari penukaran rupiah. Tarif dan nilai tukar yang dikenakan sesuai keinginannya dan kliennya, bahkan ini bisa lebih murah dari bank.

"Bila klien menukar dan mengirimkan dalam jumlah besar, maka tarif bisa lebih murah," jelasnya.